
Lansir: Timpos.Id
ROTE NDAO – Suarankri.Com- Ditengah situasi daerah Rote Ndao yang masih kekurangan tenaga dokter untuk pelayanan kesehatan masyarakat, muncul sebuah kabar kurang bagus. Dimana salah satu dokter di RSUD Ba’a diduga tak pernah masuk bertugas selama hampir 3 tahun.
Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, dokter berinisial IAP diduga tak pernah masuk bertugas di RSUD Ba’a sejak tahun 2023. Kendati tak pernah masuk bertugas, gaji dokter IAP selalu dibayarkan penuh. Hal tersebut menjadi suatu momok di RSUD Ba’a, karna saat Nakes lainnya sedang sibuk berjibaku melayani masyarakat, malah ada seorang dokter yang dengan santainya mangkir dari tugas pengabdiannya.
Menanggapi hal tersebut, dr. Yulia Krones, selaku direktur RSUD saat dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp pada, Minggu (21/9/2025) malah terkesan enggan memberikan penjelasan yang berarti.
Kepada media ini, dr. Yulia Krones menjelaskan bahwa proses ijin untuk Dokter IAP diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan Rote Ndao.
“Untuk dr. Rina (IAP) saya tidak bisa menjawab, karna yang bersangkutan proses ijinnya melalui Dinkes,” jelas dr. Yulia Krones, direktur RSUD Ba’a.
“Lebih pas nya ini di jawab oleh Dinkes, Karna terkait status kepegawaian beliau ada di Dinkes.” Lanjut dr. Yulia Krones, menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Rote Ndao, dr. Nelly F Riwu saat dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp pada, Minggu (21/9/2025) menjelaskan bahwa dokter IAP sedang jalani cuti bersalin.
“Yang bersangkutan dalam cuti bersalin saat ini,” singkat dr. Nelly F Riwu, Kepala Dinas Kesehatan Rote Ndao.
Namun saat ditanyai media ini sejak kapan pihak Dinkes memberikan ijin cuti kepada dokter IAP, Kadis Kesehatan mengaku tak ingat persis sejak kapan ijin cuti diberikan.
“Saya tidak ingat pasti sejak kapan, nanti saya cek kembali. Yang saya tau saat ini yang bersangkutan sedang menjalani cuti melahirkan sesuai aturan.” tutup dr. Nelly F Riwu, menjelaskan.
Fenomena ini bukan lagi sekadar kelalaian administratif, tetapi berpotensi menjadi skandal keuangan negara. Jika gaji dokter IAP selama hampir tiga tahun tetap cair, maka total kerugian negara bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Lebih jauh lagi, skandal ini mencoreng martabat pelayanan publik. Bagaimana mungkin di daerah yang kekurangan dokter, ada satu dokter bisa “hilang” bertahun-tahun tanpa jejak, tanpa sanksi, tanpa evaluasi ?


