Penulis: Rudi Mandala
Rote Ndao-SUARANKRI.COM-Rote Ndao-SUARANKRI.COM-Warga Desa Sakubatun, kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, menyuarakan kekecewaan terhadap kepemimpinan kepala desa yang dinilai tidak transparan dalam pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program. Salah satu warga, yang enggan namanya di sebut, menyoroti bantuan Rumah tidak layak huni ( RTLH ) tahun2023-2024 yang hingga pertengahan 2025 belum juga rampung, meski anggaran ratusan juta rupiah telah dicairkan.
“Ini bahan bangunan untuk penerima Rumah tidak layak huni sampai saat ini tahun 2025 belum juga di lengkapi oleh kades Sakubatun.
Melalu pemberitaan media SUARANKRI. Warga minta Bupati Rote Ndao turunkan tim untuk periksa pengelolaan keuangan di desa saku Batun yang tidak transparan, ( Rab maen rahasia antara dong Deng dong
Anggaran dari tahun 2023-2024.
Lanjut ada penerima RLH yg sampai saat ini terima Masi kurang bahan seperti batu, semen, dan seng Masi stengah dari jumlah yg harusnya mereka terima,(belum sesuai jumlah yang ada d rab)
Di tahun 2023-2024,kades berjanji tahun ini pencairan tahun 2025 Baru di genapi bahan sisa.
Miris sekali anggaran 2023-2024 tidak di genapi, Apakah anggaran tahun 2025 bisa d pergunakan untuk tahun sebelumnya.
Kenyataan yang ad di berita acara tahun 2023-2024 adalah kades paksa penerima RLH tanda tangan, dengan janji penerima kerja lanjut pake uang sndiri tapi pake nota supaya cair anggaran 2025 baru tutup
Hal ini kami sebagai masyarakat awam bertanya apakan anggaran tahun 2023-2024 kemna sehingga menunggu cair anggaran 2025 baru turun.
Sangat miris dengan masyarakat desa Sakubatun lebih khusus penerima RLH tahun 2023-2024 mereka di bodohi,
sehingga kami masyarakat di Desa sakubatun sangat rindu Bapak Bupati turunkan tim audit kusus desa kami Sakubatun dan bertemu langsung dengan penerima Rumah tidak layak huni.
Di waktu terpisah media menghubungi kades Sakubatun lewat pesan WhadsApp mengatakan Kalau untuk paksa beta sonde paksa kaka. Kalau tunggakan keramik benar,karna tim teknis jelaskan bahwa keramik tergolong barang mewah makanya harus silpa ,dan anggarkan kembali ini tahun untuk perubahan RAB sesuai material sesuai kebutuhan penerimaan,Dari sisa anggaran keramik.
Lanjut media tanya terkait Batu, Seng, Samen yang baru stengah di kasih ke penerima bantuan RTLH, kades tidak memberikan jawaban.